Sunday, July 24, 2016

Dapat Dana Besar, Indonesia Segera Borong Alutsista dan Senjata Baru

Dapat Dana Besar, Indonesia Segera Borong Alutsista dan Senjata Baru


Jakarta – Dunia militer dan pertahanan Indonesia akan agresif dalam berbelanja senjata maupun peralatan pertahanan baru senilai miliaran dollar AS. Hal ini dikarenakan, senjata dan sistem pertahanan militer Indonesia terbilang uzur dan perlu diganti.

Presiden Joko Widodo menargetkan, tahun 2024 Indonesia mampu memenuhi postur kekuatan pokok pertahanan minimum, untuk TNI Angkatan Darat (TNI AD), TNI Angkatan Udara (TNI AU), dan TNI Angkatan Laut (TNI AL).

“Ini sesuai dengan rencana strategis tahun 2024, itu segera buat,” ujar Presiden, usai Rapat Terbatas membahas modernisasi senjata dan sistem pertahanan Indonesia, (20/7/2016).

Berdasarkan data yang diperoleh KONTAN, total nilai anggaran belanja senjata mencapai sekitar US$ 7,74 miliar. Anggaran itu merupakan rencana belanja persenjataan sampai tahun 2019. Setiap angkatan mendapatkan alokasi anggaran belanjaa sampai tahun 2019. TNI AD harus memiliki persenjataan berat seperti tank, helikopter jenis serbu dan persenjataan infanteri khusus. 

Total anggaran belanjaan TNI AD mencapai senilai US$ 1,51 miliar. Persenjataan TNI AL diperkuat untuk menjaga wilayah perairan Tanah Air dan TNI AL akan membeli persenjataan laut, seperti kapal selam, kapal perang, persenjataan sistem pengintaian maritim untuk pengamanan lokasi-lokasi berpotensi konflik, dan persenjataan lain. 

Anggaran belanja senjata bagi TNI AL sekitar US$ 3,27 miliar. TNI AU juga akan berbelanja pesawat jet tempur, pesawat angkutan berat dan sistem pertahanan rudal dan sistem radar. Total nilai anggarannya US$ 2,85 miliar.
Dapat Dana Besar, Indonesia Segera Borong Alutsista dan Senjata Baru
Rencana pinjaman luar negeri Kemenhan (Koran KONTAN / Kaskus)

Presiden Jokowi mengingatkan agar proses pengadaan sistem persenjataan dilakukan secara terbuka karena melibatkan dana besar. “Pengadaan harus berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan,” ujar Presiden. Selain itu pengadaan persenjataan harus mengedepankan proses transfer teknologi bagi industri pertahanan dalam negeri. 

Presiden Jokowi berharap pengadaan ini idealnya dilakukan lewat kerjasama pemerintah dengan pemerintah untuk menekan biaya. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, berjanji menghitung semua kebutuhan minimal mencapai pertahanan ideal. 

Ryamizard juga berjanji akan mengaudit kesiapan industri pertahanan dalam negeri sebagai persiapan pengadaan persenjataan militer dan pertahanan dalam negeri. Sebagai langkah awal proses audit, Ryamizard membentuk tim audit yang menjabat sebagai Ketua Harian Tim Audit dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menjabat Wakil Ketua.


Sumber : Kontan.co.id


EmoticonEmoticon

HOT NEWS

Perang Urat Syaraf Ahok, Risma Mulai Bergemuruh