General Electric Co (GE.N) telah memenangkan tender untuk memasok mesin pesawat tempur project KF-X, GE mengalahkan konsorsium Eropa dalam sebuah kesepakatan yang bisa bernilai sekitar US$ 3,5 miliar.
Keputusan tersebut diumumkan pada hari Kamis oleh lembaga pengadaan
senjata Korea (DAPA) menandai langkah terbaru dalam rencana multi-miliar
dolar Seoul untuk mengembangkan jet tempur sendiri untuk mengurangi
ketergantungan pada militer AS untuk pertahanan udaranya.
Langkah ini memberikan GE status pemenang lelang, dengan kontrak
diharapkan akan diselesaikan dan ditandatangani pada bulan Juni. Rincian
keuangan tidak diungkapkan, tetapi media Korea Selatan memperkirakan
kesepakatan dapat bernilai sekitar 4 milyar Won lebih.
Tahun lalu, Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Korea
Selatan memilih Korea Aerospace Industries Ltd (KAI), yang bermitra
dengan Lockheed Martin Corp (LMT.N), untuk mengembangkan project KF-X
senilai 8,7 triliun won (US$ 7.4 milyar).
Korea Utara dan Korea Selatan, secara teknis masih dalam konflik
perang sejak 1950-1953 yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan
perjanjian damai, keduanya dipisahkan oleh perbatasan yang paling
termiliterisasi di dunia.
KAI berencana untuk mengembangkan dan memproduksi 170 jet bermesin
ganda awalnya, dengan 50 pesawat tempur diantaranya ditujukan untuk di
ekspor ke Indonesia, ungkap seseorang (dirahasiakan) yang memiliki
pengetahuan tentang masalah ini kepada Reuters, karena informasi yang
bersifat rahasia.
Mesin yang lebih diharapkan akan dijual jika KAI berhasil mengekspor
pesawat tempur KF-X ke negara-negara lain, yang mencari pengganti
pesawat tempur yang relatif lebih murah daripada pesawat tempur buatan
AS.
Untuk tenaga pesawat, KAI telah memilih mesin F414-GE-400 yang
diproduksi oleh GE Aviation, dibandingkan tawaran mesin Eurojet EJ200
yang dibuat oleh sebuah konsorsium yang terdiri dari Rolls-Royce
Holdings PLC (RR.L) dan MTU Aero mesin AG (MTXGn.DE).
GE Aviation mencetak hasil yang lebih baik daripada Eurojet dalam
empat kriteria utama dalam kontrak lelang, empat kriteria tersebut
adalah teknologi, biaya, komponen lokal dan manajemen. Korea Selatan berencana untuk memproduksi secara lokal bagian dari mesin KF-X pada tahun 2022, ungkap DAPA.
Sumber : JakartaGreater.com
EmoticonEmoticon