Ho Chi Minh City |
Hanoi – Negara tetangga Indonesia, Vietnam, menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,7 persen pada tahun 2016. Bahkan, Perdana Menteri Nguyen Tan Dung menargetkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut mencapai 7 persen.
Namun, sama seperti yang dialami Indonesia, mencapai target
pertumbuhan ekonomi setinggi itu tidak sepenuhnya mudah bagi Vietnam. Pertumbuhan ekonomi negara itu hanya mencapai 5,6 persen pada kuartal
II 2016, dengan demikian membawa Vietnam mencatatkan pertumbuhan
ekonomi sementara 5,5 persen.
Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, pertumbuhan ekonomi
Vietnam mencapai 6,3 persen dan pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun
2015 mencapai 6,7 persen. Pada saat bersamaan, partumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 mencapai 4,79 persen.
Beberapa lembaga internasional pun merevisi ke bawah prediksi partumbuhan ekonomi Vietnam untuk tahun ini. Credit Suisse, misalnya, menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi Vietnam dari 6,3 persen menjadi 6 persen.
Pendorong utama pertumbuhan ekonomi Vietnam tak lain adalah pertanian. Namun, menurut Bloomberg, kekeringan terburuk dalam hamper tiga
dekade yang dialami Vietnam memperburuk ekonomi pertanian negara itu.
Sebagai produsen terbesar kopi robusta dan eksportir utama beras,
pukulan sedikit terhadap pertanian akan berdampak besar terhadap
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Selain itu, industri manufaktur Vietnam dipandang telah tumbuh menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir sejalan dengan ekspor produk smartphone Samsung Electronics Co yang diproduksi di sana.
Selain itu, industri manufaktur Vietnam dipandang telah tumbuh menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir sejalan dengan ekspor produk smartphone Samsung Electronics Co yang diproduksi di sana.
Pertumbuhan sector manufaktur melonjak hingga 12 persen dalam kuartal II 2016, dibandingkan 8 persen pada ku\rtal sebelumnya. Kepala Kantor Statistik Umum Vietnam menyatakan, hasil produksi
manufaktur yang terus meningkat diprediksi bakal mendorong pertumbuhan
ekonomi pada paruh kedua tahun 2016.
Vietnam pun mengandalkan pertumbuhan ekonominya dari sektor
pariwisata. Lembaga riset global BMI menyebut, kedatangan wisatawan
mancanegara ke Vietnam melonjak hingga 21,3 persen tahun ini, membukukan
rekor kedatangan 4,7 juta orang dan mencatatkan pendapatan 9 miliar
dollar AS dari sektor pariwisata saja
Indonesia
Meskipun kondisi makroekonomi Indonesia sudah baik, namun permintaan
dalam negeri yang masih belum kuat bisa menahan pertumbuhan ekonomi
tahun ini. Beberapa langkah yang diambil untuk menggenjot permintaan di dalam
negeri antara lain yang dilakukan Bank Indonesia (BI) dengan
melonggarkan kebijakan Loan to Value (LTV) untuk kredit properti,
penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) untuk menginjeksi likuiditas, dan
menurunkan suku bunga acuan.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, Indonesia saat ini tidak
bisa mengandalkan sumber-sumber dari luar negeri untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, fokus kebijakan bank sentral saat ini adalah menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Tujuannya mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Utamanya itu.
Transmisinya untuk mendorong dari sisi permintaan maupun pasokan,”
ungkap Perry. Perry mengungkapkan, bank sentral ingin mendorong permintaan kredit
perbankan di sektor properti maupun sektor-sektor lain. Dengan demikian,
diharapkan perbankan bisa meningkatkan penyaluran kreditnya.
Sumber : Kompas.com
EmoticonEmoticon