“… Negara Barat kebingungan dalam membaca niat Putin sebenarnya sejak tokoh itu mengirim pesawat tempur untuk mendukung Bashar pada September…”
WASHINGTON, ARRAHMAHNEWS.COM – Pemerintah Amerika Serikat terpecah menjadi dua kubu akibat langkah militer terkini Rusia terkait perang di Suriah.
Kubu pertama yakin Presiden Rusia,
Vladimir Putin, sungguh-sungguh mendukung prakarsa PBB mengakhiri perang
di Suriah, yang sudah berlangsung lima tahun.Sementara itu, kubu berseberangan
menyatakan Moskow hanya memanfaatkan perundingan PBB untuk memperkuat
dukungan militer kepada Presiden Suriah, Bashar al Assad.
Kebijakan militer terkini Rusia itu adalah penempatan meriam di dekat medan tempur Aleppo.
Meski sudah menarik sejumlah pesawat
tempur pada Maret, Rusia memperkuat pasukannya di Suriah dengan beberapa
helikopter perang canggih untuk menyerang kelompok oposisi moderat,
kata sejumlah sumber pemerintahan Amerika Serikat.
Menurut kubu meragukan niat Putin,
penguatan kehadiran militer Rusia di Suriah harus ditanggapi tegas. Jika
tidak, Moskow akan meremehkan kekuatan Amerika Serikat sehingga membuat
negara tersebut semakin garang. Selain itu, hubungan Washington dengan
Arab Saudi dan negara Teluk –yang pada umumnya anti al Asaad– akan
semakin memburuk jika langkah Rusia tidak direspon dengan segera.
Menurut mereka, Amerika Serikat harus
meningkatkan dukungan kepada unsur gerilyawan moderat dengan bantuan
berupa rudal anti-tank dan pelempar granat. Namun, kubu lain dalam pemerintahan
Amerika Serikat tidak sependapat. Penasihat Keamanan Nasional, Susan
Rice, menolak eskalasi keterlibatan Washington di Suriah. “Rice adalah yang kukuh menolak,” kata sumber yang mengetahui perpecahan dalam pemerintahan Amerika Serikat.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama
sendiri selama ini keberatan untuk meningkatkan keterlibatan negaranya
dalam perang di Suriah. Pada Oktober lalu, dia menyatakan bahwa
Washington tidak akan terseret dalam perang proxy dengan Moskow. Mengenai perpecahan dalam menanggapi langsung Putin tersebut, Gedung Putih menolak berkomentar.
Selama ini, negara Barat kebingungan
dalam membaca niat Putin sebenarnya sejak tokoh itu mengirim pesawat
tempur mendukung Bashar pada September.Kebingungan Barat semakin bertambah setelah Putin tiba-tiba menarik sebagian pesawat tempurnya dari Suriah pada Maret.
Pertanyaan utama yang tidak bisa dijawab
oleh Amerika Serikat dan negara Barat lain adalah; kenapa Putin tidak
mampu menekan Assad untuk berkompromi dalam perundingan perdamaian
dengan oposisi. Pertanyaan lebih lanjut, apakah Putin
benar-benar berniat baik dalam mendorong keberhasilan perundingan di
Jenewa yang diprakarsai PBB. (ARN)

EmoticonEmoticon