![]() |
Profesor Rezaul Karim Siddique tewas digorok setelah diserang oleh beberapa orang dari belakang. |
DHAKA - Kelompok ekstrimis ISIS
mengaku sebagai dalang pembunuhan seorang profesor universitas di
Bangladesh pada hari Sabtu (23/4/2016) kemarin. ISIS bahkan menebarkan
ancaman akan membunuh beberapa blogger sekuler.
Profesor Rezaul Karim Siddique tewas digorok setelah diserang oleh beberapa orang dari belakang saat berjalan ke stasiun bus dari rumahnya di kota Rajshahi. Demikian pernyataan yang dikeluarkan pihak kepolisian setempat.
"Pejuang
ISIS telah membunuh guru di universitas yang menyerukan ateisme di kota
Rajshahi, Bangladesh," bunyi pernyataan ISIS yang dilaporan media
propaganda kelompok itu, Amaq, dikutip dari Channel News Asia, Minggu (24/4/2016).
Kelompok
militan itu juga telah menargetkan sejumlah blogger sekuler dan siswa
dalam serangan pembunuhan. Hal ini memicu kemarahan dan menimbulkan
kekhawatiran terkait kebebasan berbicara di bawah ancaman dalam
mayoritas Muslim Bangladesh.
Pihak berwenang Bangladesh selama ini secara konsisten membantah bahwa jaringan militan Islam internasional seperti Al-Qaeda atau ISIS terlibat aktif dalam sejumlah teror. Padahal, kelompok-kelompok tersebut telah mengaku bertanggung jawab atas sejumlah serangan.
Ansar al-Islam, cabang dari Al-Qaeda di benua India, bulan ini mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan seorang mahasiswa hukum 26 tahun tewas di jalanan Dhaka, menurut kelompok pemantau SITE. Polisi, bagaimanapun, menyalahkan kelompok Ansarullah untuk pembunuhan itu.
Pihak berwenang Bangladesh selama ini secara konsisten membantah bahwa jaringan militan Islam internasional seperti Al-Qaeda atau ISIS terlibat aktif dalam sejumlah teror. Padahal, kelompok-kelompok tersebut telah mengaku bertanggung jawab atas sejumlah serangan.
Ansar al-Islam, cabang dari Al-Qaeda di benua India, bulan ini mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan seorang mahasiswa hukum 26 tahun tewas di jalanan Dhaka, menurut kelompok pemantau SITE. Polisi, bagaimanapun, menyalahkan kelompok Ansarullah untuk pembunuhan itu.
EmoticonEmoticon