Berbeda dengan roket balistik, jenis roket kendali dilengkapi “mata
dan otak” di dalamnya, sehingga bisa diarahkan ke target lain. Mata pada
roket kendali disebut seeker atau pencari target dengan teknologi infra
merah.
Sedangkan, otaknya atau controller berisikan program-program (on
board computer). Sementara actuator berfungsi menggerakkan roket. Jeni
roket ini dilengkapi pula beragam sensor sehingga dapat terbaca kondisi
dan kerja roket saat itu.
Sistem kendali roket ada jenis otonomous atau sistem kontrolnya
berdiri sendiri, sehingga saat diluncurkan roket sudah memiliki peta
kerja sendiri. Atau, roket kendali yang masih perlu memerlukan bantuan
perintah kerja dari darat.
Sistem kendali tersebut dapat dipasang di moncong roket (canard) yang
bisa sangat responsif dengan berbagai bentuk yaitu delta, trapezium,
atau square.Atau, dipasang di sirip belakang (tail control).
Sedangkan, daya dorong di bagian ekor (sistem motor) dibagi dua bagian
yaitu, buster dan sustainer. Buster berfungsi hanya untuk mendorong
roket terbang sampai kecepatan tertentu, kemudian dilanjutkan sustainer
untuk mempertahankan laju roket.
Sustainer roket menggunakan propelan dengan pembakarnya cigarette
burning dengan daya bakarnya cukup lama, dan menghasilkan tenaga yang
tidak terlampau besar. Keunggulan menggunakan sustainer, roket lebih
mudah dikendalikan karena terbangnya tidak terlalu kencang, dan waktu
terbangnya cukup lama.
Roket kendali dapat diluncurkan dari berbagai arah tergantung
kebutuhan, diantaranya diluncurkan dari udara ke permukaan (air to
surface), permukaan ke permukaan (surface to surface), atau dari udara
ke darat (air to ground). Sedangkan, daya jangkau bisa jarak pendek
(sort range), menengah (medium range), atau jauh (long range), dengan
kisaran radius 5- 1000 km.
Kelebihan roket kendali, tidak hanya untuk target tidak bergerak
(point target atau area target), tapi juga diarahkan pada target
bergerak, seperti pesawat tempur dan kapal musuh. Sebelum diluncurkan, dilakukan serangkaian uji coba di darat.
Dalam
uji coba ini, simulasi dilakukan menggunakan software khusus. Parameter-parameter roket yang akan diluncurkan dimasukkan dalam
komputer, termasuk sistem kontrolnya juga menggunakan software tersebut.
Sehingga arah kendali roket akan terlihat dalam layar komputer. Juga dilakukan uji terowongan angin dengan memasang roket di
dalamnya. Kemudian sistem kontrol dinyalakan untuk melihat arah gerak
roket, baik kendali sirip, perputaran hingga kestabilan konfigurasi
sistem . Tentu saja, kecepatan angin yang dipasang harus mendekati
kecepatan roket.
Sumber : JakartaGreater.com
EmoticonEmoticon