![]() |
Senapan serbu bawah air buatan Pindad (tengah) foto : defence studies |
Senapan serbu bawah air ini pertama kali didesain oleh Uni Soviet pada awal tahun 1970 yang merupakan turunan dari AK-47 untuk melengkapi pasukan katak Uni Soviet dengan nama APS (Avtomat Podvodnyj Spetsialnyj = Special Underwater Assault rifle). Walaupun AK-47 mampu ditembakkan di dalam air laut tetapi jarak tembak efektifnya sangat pendek dan tidak akurat.
Dalam dunia fiksi, senjata jenis ini pernah ditayangkan dalam bentuk
animasi dalam serial Black Lagoon, sedangkan di permainan/game digunakan
dalam Twilight 2000 dengan nama MK37 mod 0. Pada tahun 1971, di Uni Soviet juga dibuat jenis senjata bawah air
lain yaitu jenis pistol. Karena jarak efektifnya sangat dekat, maka
pistol yang dikenal dengan SSP-1 (Uni Soviet) dan P11 (Heckler &
Koch Jerman) hanya cocok digunakan sebagai senjata pelindung diri, tidak
untuk menyerang.
Di Indonesia senjata jenis ini mulai dilirik pada tahun 2011 dengan
nama Senapan Bawah Air (SBA) yang pengembangannya dilakukan bersama
antara PT Pindad dengan Dislitbang TNI AL dengan menggunakan turunan
dari senjata SS1 Pindad. Pada tahun 2013-2014 senapan ini kembali
diteliti dan dikembangkan bersama oleh PT Pindad dan Labinbair
Dislitbang TNI AL dengan menggunakan turunan dari senjata APS dan
dinamakan Senapan Serbu Bawah Air (SSBA).
Adapun tujuan penelitian dan pengembangan tersebut merupakan upaya
untuk menjadikan Indonesia menjadi negara mandiri dalam membuat
alutsista (mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri). SSBA didesain dengan menggunakan laras licin, pelor (proyektil)
meluncur lurus karena effek Hydrodynamic, sehingga senapan ini akan
mempunyai tingkat akurasi yang baik hanya jika digunakan di dalam air.
Sedangkan di darat/di udara akan tumbling (melintang) dengan akurasi
yang kurang baik, namun sejelek-jeleknya SSBA masih mampu di radius
target 20-30 cm pada jarak 25 meter. Perlu dicatat bahwa penggunaan SSBA
di udara hanya jika dalam keadaan darurat. Peluru senapan inipun tidak umum, yaitu proyektil berbentuk jarum
dengan diameter 5,66 mm panjang 120 mm (kaliber 5.66 x 150 mm), dengan
berat peluru + 26 gr.
Tingkat akurasi akan menurun dengan bertambahnya
kedalaman, ini karena semakin dalam, tekanan air semakin besar. Senapan menggunakan system gas operated, pembidikan menggunakan pisir
besi dan model tembakan adalah semi otomatis (1-1) dan full otomatis.
SSBA dirancang untuk memenuhi target tembakan efektif menembus pakaian
dan masker wajah dengan masker acrilic ketebalan 5 mm pada jarak :
– di udara : + 50 meter
– kedalaman 5 meter : + 20 s.d 30 meter
– kedalaman 20 meter : + 10 s.d 20 meter
– kedalaman 40 meter : + 5 s.d 10 meter
– kedalaman 5 meter : + 20 s.d 30 meter
– kedalaman 20 meter : + 10 s.d 20 meter
– kedalaman 40 meter : + 5 s.d 10 meter
Seperti namanya, Senapan Serbu Bawah Air (SSBA) didesain dan dibuat untuk memenuhi kebutuhan semua prajurit TNI yang mempunyai tugas pokok operasi di bawah permukaan air sebagai Combat Divers dengan tujuan :
1. Melengkapi prajurit untuk menguasai medan pertempuran bawah air,
2. Melengkapi prajurit untuk mengantisipasi terhadap ancaman infiltrasi combat diver pihak lawan,
3. Melengkapi prajurit untuk mengantisipasi terhadap ancaman sabotase yang sangat potensial bagi kapal-kapal perang maupun personil, hal ini sulit terdeteksi sehingga dapat mengakibatkan tekanan psikologis terhadap prajurit, serta
4. Melengkapi prajurit untuk mempertahankan diri terhadap ancaman binatang pemangsa.
TNI AL dengan Prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska), Detasemen
Jala Mangkara (Denjaka), dan Pasukan Intai Amfibi (Taifib), TNI AD
dengan Prajurit Komando Pasukan Khusus dan TNI AU dengan Prajurit
Korpaskhasnya merupakan prajurit-prajurit TNI yang mempunyai tugas
sebagai combat divers yang salah satu perlengkapannya menggunakan Munisi
dan Senapan Serbu Bawah Air.
Agenda kerja produksi senapan SSBA PT Pindad.
– Tahun 2015 Pindad akan menyelesaikan litbang SSBA kal. 5,66mm.
– Tahun 2016 Pindad melaksanakan seri produksi SSBA.
– Tahun 2016 pula Pindad bersama Labinbair Dislitbang TNI AL melanjutkan litbang untuk senapan dan amunisi hibrid yang mampu untuk mencapai jarak efektif sama baiknya antara di udara dan di dalam air.
– Tahun 2016 Pindad melaksanakan seri produksi SSBA.
– Tahun 2016 pula Pindad bersama Labinbair Dislitbang TNI AL melanjutkan litbang untuk senapan dan amunisi hibrid yang mampu untuk mencapai jarak efektif sama baiknya antara di udara dan di dalam air.
EmoticonEmoticon