BEIJING - China menginginkan kerjasama militer atau pertahanan dengan Indonesia secara lebih dalam serta memperkuat kerjasama soal isu bilateral dan multilateral. Niat itu muncul setelah China dan Indonesia belum lama ini terlibat perseteruan di Natuna, Laut China Selatan.
Menteri Pertahanan China, Chang Wanquan, menyampaikan keinginan untuk kerjasama pertahanan itu kepada Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard Ryacudu. Pada bulan Maret, Indonesia berusaha untuk menahan sebuah kapal pukat China yang dituduh menangkap ikan di zona ekonomi eksklusif Indonesia di Laut China Selatan.
Tindakan Indonesia itu memicu aksi pasukan penjaga pantai China. China saat itu bersikeras kapal pukat tersebut beroperasi di perairan tradisional milik China. Indonesia tidak terlibat dalam klaim saingan dengan China atas kawasan Laut China Selatan.
Indonesia justru ingin menjadi “penengah” dalam perselisihan antara China dengan Filipina, Malaysia dan Brunei. Pertemuan Menteri Pertahanan Indonesia dan China berlangsung di Vientiane, Laos.
Chang Wanquan mengatakan bahwa dia berharap China dan Indonesia memperdalam kerjasama dan pertukaran pragmatis serta mempromosikan hubungan militer kedua pihak.
“Jadi dua negara berkembang besar di Asia, China dan Indonesia telah selaras dalam strategi pengembangan dan memiliki prospek luas untuk berkerjasama,” demikian laporan kantor berita China, Xinhua, hari Jumat (27/5/2016) mengutip pernyataan Chang Wanquan kepada Ryamizard Ryacudu.
“Chang juga membuat jelas sikap China yang konsisten pada isu Laut China Selatan,” lanjut laporan Xinhua. China telah mengklaim hampir seluruh kawasan Laut China Selatan yang kaya energi, di mana lebih dari USD5 triliun dihasilkan dari kawasan itu setiap tahunya dari sektor lalu lintas kapal perdagangan dunia.
Namun, Filipina, Brunei, Vietnam, Malaysia dan Taiwan juga memiliki klaim yang tumpang tindih di kawasan yang sama.
Sumber : SINDONEWS.com
EmoticonEmoticon