Duta Besar China untuk Inggris, Liu Xiaoming, menegaskan kalau
pihaknya menyalahkan Amerika Serikat atas semakin meningkatnya
ketegangan di Laut China Selatan. “Menurut Liu, sebelum Amerika menyebut ‘rebalancing’ di Asia Pasifik, Laut China Selatan sangat tenang, sangat damai,”
Menurutnya, saat ini China sedang berdiskusi dengan negara-negara tetangga yang bersengketa. “Kami memiliki apa yang dinamakan Deklarasi Perilaku. Filipina sedang
berbicara dengan kami. Tapi, setelah Amerika datang, apa yang
disebutnya ‘rebalancing’, justru membuatnya berubah secara dramatis,”
ungkpanya.
Liu juga mengungkapkan, kehadiran AS seperti memaksakan diri karena
mereka ingin menemukan alasan sebagai dalih atas kehadiran militer
negeri itu di Asia Pasifik, khususnya Laut China Selatan. “Kalau (Laut China Selatan) begitu tenang, lalu apa alasan mereka untuk hadir? ” kata dia, mempertanyakan.
Sementara, Greg Poling selaku direktur Asia Maritime Transparency Initiative, lembaga think tank Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), pada Selasa, mengatakan bila langkah AS mengirim armada tempurnya di Laut China Selatan adalah bagian dari rencana Presiden Barack Obama untuk menggeser 60 persen perhatiannya ke Asia.
Terlebih, lanjut dia, strategi ini juga untuk menekan hegemoni China
yang tengah bangkit. Negeri Tirai Bambu itu mengklaim sebagian besar
wilayah Laut China Selatan. Jalur tersebut merupakan jalur perdagangan
yang menghasilkan US$5 triliun per tahun.
Tak hanya China. Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan dan Brunei
Darussalam juga mengklaim wilayah itu, sehingga memantik ketegangan.
Sumber : JakartaGreater.com
EmoticonEmoticon