Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) berencana mengumumkan
pencabutan larangan bagi kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender
(LGBT) untuk menjadi tentara. Pengumuman tersebut baru akan disampaikan
pada Juli 2016.
Pencabutan itu otomatis mengakhiri larangan yang telah berlaku selama
lima tahun bagi personel militer lesbian dan gay. Selama ini militer
takut kaum penyuka sesama jenis itu hanya akan menjadi beban. Namun,
ketakutan tersebut juga selama ini tidak terbukti.
Justru, militer Negeri Paman Sam secara formal akan menerima Eric
Fanning sebagai salah satu anggotanya. Ia akan menjadi pemimpin pertama
cabang militer yang berasal dari kaum gay. Salah satu pejabat Pentagon
mengatakan pencabutan akan mulai berlaku.
Meski begitu, legislator Partai Republik yang juga Ketua Komisi
Militer di Parlemen, Mac Thornberry, mengatakan bahwa Menteri Pertahanan
Ash Carter belum menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan panel,
termasuk kesiapan menerima anggota militer dari kalangan LGBT.
“Jika laporan benar, saya yakin Menteri Carter punya agenda politik
tersendiri dari pemerintahan terkait kesiapan pihak militer,” papar
Thornberry, seperti dimuat The Guardian, Sabtu (25/6/2016).
Aktivis hak-hak LGBT tentu saja girang menyambut kabar tersebut.
Presiden Asosiasi Partner Militer AS Ashley Broadway-Mack mengatakan
kaum LGBT kini bisa bernapas lega. “Anggota militer yang berasal dari kaum LGBT dan keluarga mereka kini
dapat bernapas lega,” katanya.
Pusat Kesetaraan Hak Transgender
Nasional AS memperkirakan 15 ribu kaum transgender kini sedang menjalani
tugas kemiliteran.
EmoticonEmoticon