Pesawat tempur F-16 Taiwan menghadapi ancaman serius, jika akhir
tahun ini Rusia benar-benar akan menepati janjinya mengirimkan rudal
anti-udara jarak jauh 400 km, S-400 Triumf mobile ke China. Seperti yang dilansir media Rusia beberapa waktu lalu, antara pihak
kementrian Pertahanan China dan Militer Rusia telah menandatangani
kontrak US $ 3 miliar untuk mendapatkan pembelian awal, enam batalyon
S-400.
Rudal ini merupakan varian upgrade dari S-300, dan kini
ditempatkan oleh China di batalion dekat kota-kota besar di sepanjang
pantai menghadap Taiwan dan Jepang.
S-400 Triumf dalam sebuah defile kekuatan militer Rusia. |
“Mengingat rentang jarak jangkau S-400 yang sangat panjang dan
kemampuan perang elektronik yang efektif, rudal ini adalah faktor
penentu (game changing) yang menantang kemampuan militer saat ini di
tingkat operasional perang,” kata Paul Giarra, Presiden, Strategi global
dan Transformasi. S-400 telah mengubah defensive system menjadi
ofensive system dan memperpanjang payung udara China (anti-akses / area
denial) atas wilayah sekutu Amerika dan laut lepas.”
S-400 adalah sistem pertahanan udara generasi terbaru Rusia. Sistem
ini membawa tiga jenis rudal yang mampu menghancurkan target udara jarak
pendek hingga jarak yang sangat jarak jauh. S-400 mampu melacak dan
menghancurkan semua target udara yang ada, termasuk misil balistik dan
rudal jelajah.
Spesifikasi dan perbandingan Rudal S-500, S-300 dan S-400. |
S-400 memberikan China rasa percaya diri yang lebih dalam
mengendalikan wilayah udara di Taiwan, dan akan berfungsi sebagai faktor
penting dalam mengalahkan kemampuan pertahanan udara Taiwan selama
perang, kata Chen York, mantan penasihat senior Dewan Keamanan Nasional
Taiwan.
Setelah rudal permukaan-ke-permukaan China menghancurkan pangkalan
udara Taiwan dan landasan pacu pada awal konflik, S-400 bisa menargetkan
sisa pesawat tempur yang berhasil mencapai udara terlebih dahulu,
termasuk menghadapi setiap pesawat tempur AS atau Jepang yang datang
untuk membantu Taiwan selama pertempuran.
Taiwan bisa saja dibantu oleh
pesawat tempur STOVL seperti F-35B dan V-22 Osprey, namun China memiliki
1.300 rudal jarak pendek yang ditujukan ke Taiwan. Pangkalan udara
Taiwan akan terhapus dalam waktu singkat, saat perang dimulai dengan
China.
Rudal S-400 produksi perusahaan teknologi negara Rusia Rostec, banyak diminati negara dunia. |
Namun, disaat China mulai percaya diri, Pihak Militer Rusia justru
mengurungkan niatnya mengirimkan rudal anti-udara jarak jauh S-400
Triumf sebelum 2018. Demikian hal tersebut ditegaskan kepala perusahaan
teknologi negara Rusia Rostec, Sergey Chemezov, seperti yang dikutip Sputnik.
“Kami memiliki aturan: pertama, kami akan memasok senjata kepada
tentara kami terlebih dulu, baru kemudian kami menjual persenjataan ke
luar negeri. Banyak pelanggan yang meminta pengiriman pesanan mereka
lebih awal, tapi kami mengingatkan mereka terkait jangka waktu dan
pengiriman pesanan,” kata Chemezov dalam sebuah wawancara dengan surat
kabar Rusia Kommersant.
Sumber : defensenews.com dan rbth.com
EmoticonEmoticon