Presiden Rodrigo Duterte. (INQUIRER PHOTO/JOAN BONDOC) |
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengatakan bahwa penyebab konflik
di Timur Tengah adalah karena adanya intervensi Amerika Serikat. “Bukan
Timur Tengah yang mengekspor terorisme ke Amerika Serikat, tetapi
Amerika Serikat yang mengimpor terorisme,” ujar Duterte, Jumat (9/7).
Duterte menjelaskan bahwa Amerika Serikat telah memaksakan
kehendaknya di Irak, Libya dan Suriah. Menurutnya, kebijakan Washington
di negara-negara itu telah menyebabkan banyak jatuh korban, termasuk
anak-anak.
Sementara itu, Duterte juga menjelaskan tentang keuntungan yang
diperoleh jika menjaga hubungan baik dengan Beijing, termasuk tawaran
Tiongkok yang akan mendanai pembangunan rel kereta api di Filipina.
Di masa pemerintahan Benigno Aquino, hubungan Filipina dan Tiongkok
berjalan dengan buruk terkait masalah di Laut Cina Selatan. Sementara
itu, Aquino meningkatkan hubungan negaranya dengan Amerika Serikat.
Salah satunya adalah pakta pertahanan yang ditandatangani kedua
negara pada tahun 2014. Pakta ini mengizinkan Amerika Serikat secara
temporer menempatkan pasukannya dan membangun fasilitas operasi di
kamp-kamp militer Filipina.
Meski mengkritik Amerika Serikat, belum terlihat indikasi bahwa
pemerintahan Duterte akan melonggarkan hubungan baik antara Manila
dengan Washington.
Sumber: kompas.com
EmoticonEmoticon