Wednesday, July 27, 2016

Su-35 Vs F-22 Raptor, Siapa Pemenang Dalam Dogfight di Udara?

Su-35 Vs F-22 Raptor, Siapa Pemenang Dalam Dogfight di Udara?


Amerika Serikat sudah lama meluncurkan pesawat tempur siluman tercanggih di dunia, dan Rusia pun juga menciptakan pesawat tempur terbaiknya, supermanuver Su-35. Andai keduanya bertemu dalam dogfight di udara, siapakah di antara dua pesawat tempur andalan kedua negara yang akan menjadi pemenangnya?

Sekarang kita lihat dulu kemampuan dan persenjataan (air to air missile) yang bisa diusung kedua pesawat tempur ini.

Sukhoi 35

Su-35 memiliki kecepatan maksimum 2.500 km/jam, dengan radius tempur 1600 km. Dipersenjatai meriam kaliber 30 mm (GS-301) dengan 150 amunisi, 4 rudal R-73 Archer (jarak dekat) atau R-74, 2 rudal R-72 Alamo (medium) dan 4 rudal R-77 atau R-77-1 (bisa dikombinasikan sesuai misi tempur).

F-22 Raptor

F-22 memiliki kecepatan maksimum 2.132 km/jam dengan radius tempur 759 km. Dipersenjatai 1 meriam M61A2 Vulcan 20 mm dengan 480 amunisi. Mampu menggotong 4 rudal AIM-120A AMRAAM dan 4 rudal AIM-9 Sidewinder (jarak dekat). 

Atau kombinasi 6 rudal AIM-120C AMRAAM dan 2 rudal AIM-9 Sidewinder. Untuk jangkauan jarak jauh F-22 mampu menggotong dua tanki bahan bakar eksternal di bawah sayap (hal ini bisa menghilangkan kemampuan silumannya).

Kedua pesawat dilengkapi dengan rudal-rudal terbaiknya, Su-35 dapat membawa 12 rudal dibawah sayapnya, dan F-22 hanya membawa 8 rudal di dalam badannya, namun F-22 memiliki keuntungan karena sulit dideteksi radar sehingga bisa lebih efektif saat menggunakan rudalnya.

Terlihat Su-35 memiliki kelebihan dalam radius tempur (dan sedikit dalam top speed) juga kelebihan menggotong rudal dalam jumlah besar, tapi F-22 memiliki kelebihan dalam efektifikas penggunaan rudal. Su-35 sangat bermanuver dan pilot dapat melakukan berbagai manuver dan gerakan tak terduga dalam dogfight di udara. 

Di sisi lain F-22 memiliki kelebihan rasio daya dorong dan berat yang sangat baik, yang memungkinkannya untuk menggeber hingga kecepatan supersonik tanpa menggunakan ufterburner. Dalam pertempuran udara ketat, F-22 harus menggunakan kecepatan rendah untuk bisa bermanuver ekstrim bila dibandingkan dengan Su-35. 

Bisa dikatakan dalam pertarungan jarak dekat dan ketat, Su-35 akan memenangkan perang udaranya. Namun F-22 tidak akan membiarkan hal ini terjadi (dogfight ketat), pilot F-22 akan menggunakan kelebihan kemampuan silumannya dan akan menutupi kelemahan F-22 untuk bisa mengalahkan Su-35.

Su-35 mampu membawa rudal lebih banyak, kemampuan manuver ekstrim yang lebih baik, ditambah dengan perangkat peperangan elektronik yang dimilikinya, menjadikannya jet tempur ‘super lincah’ yang sulit dijatuhkan musuh.

Sementara F-22 memiliki kelebihan pada kemampuannya yang sulit dideteksi musuh, penggunaan senjata yang lebih efektif, kecepatan yang tinggi dan manuver yang tidak kalah lincah. Dalam pertarungan dengan pesawat tempur generasi empat atau 4++, F-22 tentu tidak akan membiarkan terjadinya pertarungan ‘tradisional’ atau dogfight ketat.

Pertarungan kedua pesawat tempur akan sangat ketat dan sulit ditentukan pemenangnya, semua tergantung pada kemampuan pilot untuk memanfatkan kelebihan dan menutupi kelemahan pesawat tempur masing-masing.



EmoticonEmoticon

HOT NEWS

Perang Urat Syaraf Ahok, Risma Mulai Bergemuruh