3 Tentara Kopassus Cantik Dengan Skill Mumpuni
– Berbicara tentang Komando Pasukan Khusus atau Kopassus, salah
satu kesatuan di TNI AD pasti identiknya dengan para pria yang
bertulang kawat dan berotot besi. Bukannya apa-apa, untuk dapat
diterima di satuan elite yang ini jelas bukan merupakan hal yang mudah.
Anggota TNI AD akan diseleksi dengan ketat.
Setelah itu wajib untuk
mengikuti pendidikan Komando yang tentu saja beratnya bikin merinding.
Dari ratusan orang prajurit, terkadang kurang dari setengahnya saja
yang lolos. Namanya pasukan khusus, setiap
personelnya dituntut untuk punya prestasi. Baik di medan tempur atau di
luar operasi non tempur.Namun rupanya ada juga anggota Kopassus yang
berparas cantik bak model.
Tapi jangan pernah remehkan mereka. Lagi-lagi
para wanita ini juga punya prestasi dan kemampuan tinggi. Mereka punya
kualifikasi terjun bebas. Jagoan menembak dan bela diri. Namanya
Kopassus, ceweknya pun jagoan semua. Pada merdeka.com mereka
bercerita, seperti apa rasanya berada di tengah korps pasukan baret
merah ini.
Simak kisah 3 tentara kopassus cantik dengan skill mumpuni
berikut ini :
1. Sersan Eka, mantan model
Beberapa waktu lalu foto seorang wanita
cantik dengan pakaian loreng darah mengalir dan baret merah beredar di
sosial media. Banyak yang tidak percaya kalau wanita itu adalah anggota
Kopassus sungguhan. Ternyata wanita itu benar anggota Kopassus, namanya
Sersan Dua Eka Patmawati. Dia mantan model sebuah majalah wanita. Demi jadi Kopassus, dia tinggalkan karir sebagai model.
Tak cuma cantik, Sersan Eka jago menembak dan terjun bebas alias freefall. Kemampuan freefall ini cuma dimiliki tentara di satuan elite. Komando! “Saya baru selesai terjun bebas. Di Kopassus, wanita dituntut harus bisa semua,” kata Sersan Eka saat berbincang dengan merdeka.com. Menurut Eka, menjadi anggota Kopassus sangat membanggakan.
Apalagi pasukan ini disebut-sebut sebagai
pasukan terbaik nomor tiga di dunia setelah Inggris dan Israel. Setiap
prajurit pun dilatih untuk menjadi yang terbaik. “Di sini kita dituntut untuk bisa
berprestasi. Dari awal tes secara psikologi dan fisik, pastinya di
Kopasus fisiknya harus lebih dari pada yang lainnya,” jelasnya sambil
tersenyum manis.
Menurut Eka tak ada perlakuan khusus untuk wanita.
Semua harus jadi jagoan di baret merah. Prajurit wanita juga
diperlakukan sama baik secara pendidikan maupun keseharian
dengan Kopassus Pria. “Jadi, dalam menempuh Baret, dari namanya saja, berani, benar
dan berhasil dari baret merah itu sendiri jadi membutuhkan perjuangan
yang sangat besar. Tidak hanya pria, kita Kowad Kopasus juga menunjukkan
harus bisa seperti yang lainnya,” tegas wanita berusia 24 tahun ini.
2. Sersan Ni Putu si juara terjun
Tak banyak kaum hawa yang bernyali besar
melakukan terjun freefall (terjun payung) dari ketinggian 8.000 feet.
Namun, tidak bagi Serda Kowad, Ni Putu Irma Purnama Dewi.
Wanita kelahiran 5 September 1990 Dili Timor-Timor ini mengaku awalnya
tergugah mencintai olahraga ekstrem tersebut tahun 2011.
Kala itu
dirinya tengah menyaksikan demo freefall dan langsung terkagum-kagum
melihat para penerjun payung tersebut. “Pertama kali saya tertarik saat lihat
demo terjun payung, kayaknya asik juga kalau ikutan. Ya sudah saya
putuskan 2011 ikutan latihan di Batujajar Kopassus selama 1 bulan,” kata
Ni Putu kepada merdeka.com ketika ditemui di Lapangan Gatot, Cijantung,
Jakarta Timur. N
amun, wanita yang akrab disapa Putu tersebut, mengaku
sempat ketakutan dan sangat tegang ketika pertama kali mencoba latihan
terjun payung.
Jerih payah dan tekadnya yang bulat
membuat wanita ini tergabung di Persatuan Terjun Payung Angkatan Darat
(PTPAD) dan terbayarkan dengan segudang prestasi. Prestasi paling
anyar adalah Medali Emas Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat yang
berlangsung di Kabupaten Bekasi bulan November lalu, dalam kategori
akurasi ketinggian 4.000 feet.
Selain itu wanita berparas manis ini juga
pernah menyabet juara dunia junior CSIM di Solo September 2014. Namun, dari begitu banyaknya prestasi
yang ditorehkannya itu, Putu mengaku paling berkesan melakukan terjun
payung di Aceh. “Waktu di Aceh 17 Agustus 2013 kemarin itu baru
ngerasain terjun pakai senjata dan dibawa kontainer.
Karena memang
disuruhnya seperti itu buat antisipasi adanya Gerakan Aceh Merdeka
(GAM). Nah, waktu sebelum terjun sampai ngebayangin, nanti pas terjun
gimana ya kalau tiba-tiba ada yang nembak,” imbuh Putu.
3. Serda Desi, penakluk langit China
Sersan Dua Dessy Alvionita, tidak
menyangka kalau bisa menang di kejuaraan terjun payung di kota Qionglai,
Cina,tahun lalu. Itulah kali pertama dara kelahiran Kutai Barat,
Kalimantan Timur, 22 tahun lalu mengikuti event resmi. “Sekalinya
mengikuti kejuaraan resmi langsung harus menghadapi lawan dari 42
negara. Puji Tuhan, saya bisa menjadi pemenang ke-5 nomor perseorangan,”
ujar Dessy seperti ditulis kopassus.mil.id.
Dessy baru 1,5 tahun mulai belajar
terjun payung. Total, dara ini sudah terjun sebanyak 3.272 kali. Buat
Kopassus, angka itu masih terbilang minim. Diam-diam ternyata Dessy juga
seorang karateka. Dan sekarang sudah menyandang Dan Cokelat. “Saya
tinggal di kota kecil, jadi susah untuk bisa melanjutkan menjadi Dan
Hitam karena keterbatasan sasana latihan karate,” tegasnya.
Dari olahraga beladiri ini pula, Dessy juga berhasil
mengharumkan kesatuan baret merah dengan menjuarai kelas min. 55 kg pada
Panglima Cup 2 tahun lalu. Dessy terus mengasah kemampuannya terjun
payung. Lucunya, dalam sebuah latihan, angin kencang bertiup.
Dessy
terbawa angin hingga mendarat di perumahan warga. “Ya, ke sana (ke
tempat latihan) kembali naik taksi deh,” ungkap Dessy. 3 tentara kopassus cantik dengan skill mumpuni ini memberi kesejukan
tersendiri dalam tubuh TNI. Bagaimana dengan Anda wanita lainnya?
tertarik bergabung dengan TNI dan menjalani pendidikan sebagai Kopassus?
EmoticonEmoticon