Sikap pesawat-pesawat tempur Tiongkok dan Rusia yang semakin agresif dalam mencegat pesawat militer Amerika Serikat dan berpatroli di dekat Pantai Barat Amerika, menyebabkan kekhawatiran bagi para pilot tempur Angkatan Udara Amerika Serikat.
Jenderal Angkatan Udara Herbert “Hawk” Carlisle, yang memimpin
Komando Tempur Udara, mengatakan bahwa tantangan dari Rusia dan Tiongkok
di wilayah udara internasional tidak hanya penting namun juga
berbahaya. “Kekhawatiran kami adalah kebangkitan Rusia dan Tiongkok yang sangat agresif,” kata Carlisle.
Jet tempur Su-27 Rusia mencegat pesawat mata-mata RC-135 Amerika Serikat. |
Menurut Carlisle, kedua negara bermaksud memperluas lingkup pengaruh mereka, Rusia memperluas pengaruh militernya di Eropa Timur dan Pasifik sedangkan Tiongkok fokus pada pengaruhnya di Laut China Selatan. “Sehingga pengaruh di ruang-ruang internasional dikendalikan hanya oleh mereka.
Keyakinan saya adalah bahwa kita tidak bisa membiarkan itu terjadi. Kita harus terus beroperasi secara legal di wilayah udara internasional dan jalur perairan internasional. Kita harus terus memanggil mereka ketika mereka menjadi agresif dan tidak aman,” ujar Carlisle.
Menurutnya, pencegatan terhadap pesawat patroli Amerika Serikat
berisiko menimbulkan tabrakan di udara yang dapat meningkatkan
ketegangan antara kekuatan negara-negara nuklir. “Setiap kecelakaan yang terjadi saat militer Amerika Serikat
memainkan permainan ‘kucing dan tikus’ dengan pasukan Rusia atau
Tiongkok bisa meningkat menjadi perkelahian nyata,” ujar seorang
konsultan industri pertahanan dan analis militer di Lexington Institute,
Loren Thompson.
Carlisle menjelaskan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah aksi
pencegatan pesawat tempur Rusia dan Tiongkok dalam beberapa bulan
terakhir. Menurutnya, menjaga komunikasi dengan militer Rusia dan
Tiongkok adalah kunci untuk menghindari kecelakaan.
Sumber: Sindo News
EmoticonEmoticon