MLRS type 90B Norinco China yang ditransfer teknologi ke Indonesia |
Menurut laporan tiga bulanan Kanada dan Pertahanan China, perusahaan
Norinco telah mentransfer ke Perusahaan IndoMesin, tiga teknologi
produksi senjata yang diproduksi di Indonesia, untuk melengkapi
alutsista Angkatan Darat dan Angkatan Laut.
Senjata itu adalah peluncur roket multilaras (MLRS) Type 90B,
40-mount 122mm, UW 1 Remote Control Weapon Station (RCWS), serta meriam
laut 30 mm. Indonesia hanya bertanggung jawab untuk perakitan semua bagian yang
disediakan oleh Norinco, kemudian secara bertahap akan melakukan
produksi lokal terhadap bagian yang mereka buat sendiri.
Senjata ini
hanya untuk digunakan oleh angkatan bersenjata Indonesia dan tidak dapat
diekspor. Artikel itu mengatakan, MLRS type 90B yang memiliki jangkauan 50 km
telah digunakan oleh Royal Guard of Oman. Roket ini diangkut dengan truk
North Benz yang memiliki berat tempur 23 ton, kecepatan maksimal 85
km/jam, dan daya jelajah 800 km.
Truk ini juga akan dirakit di Indonesia. Seluruh Software operasi
akan menggunakan program Indonesia sendiri dan menggunakan bahasa
Indonesia. Roket multi laras tipe 90B akan melengkapi alutsista Korps
Marinir dan akan diterbitkan sertifikat setelah perakitan selesai.
RCWS UW 1 merupakan produk a state-of-the-art dari Norinco, karena
memiliki fitur “low silhouette”, easy mounting, convenient operation dan
excellent performance. RCWS ini dapat dioperasikan siang dan malam di segala cuaca, untuk
mencari, menarget dan menembak target diam maupun bergerak, di saat
operator penembaknya, terlindungi (remote weapon).
Sistem pengamatan
menggunakan kamera berwarna CCD. Sementara untuk pengamatan malam
menggunakan thermal imaging.
RCWS UW 1 dapat ditempatkan ke berbagai kendaraan tempur roda maupun
berantai sebagai senjata utama. RCWS ini juga bisa ditempatkan di Main
Battle Tank sebagai senjata kedua untuk operasi urban.
UW 1 juga bisa dipasang di kapal cepat dan kapal patroli. Senjata ini efektif untuk misi pemantauan perbatasan, checkpoint dan fasilitas lainnya yang butuh pertahanan.
RCWS UW 1 bisa dipasang senjata mesin : 7.62mm, 12.7mm, 14.5mm MG atau 40mm automatic grenade launcher.
Indonesia mendapatkan teknologi RCWS untuk diproduksi di kapal patroli angkatan laut dan kendaraan tempur Angkatan Darat yang telah disertifikasi pada tahun 2014.
Spesifikasi RCWS UW 1:
Ammunitiony:
- 7.62mm MG with 600 rds or
- 12.7mm MG with 200 rds or
- 14.5mm MG with 150 rds or
- 40mm grenade 30 rds
Observation and sighting :
- Day sight: dual-FOV colored CCD camera
- Night sight: uncooled thermal imaging camera
- Laser range finder: eye-safe
- Display: 10.4? colored LCD
Weapon control :
- Traverse: 360°
- Elevation: -5° to +60°
- High speed: traverse ?45° / s, elevation ?30° / s
- Low speed: traverse and elevation ?0.015° / s
- Stabilization: yes
- Power supply: 24 V DC, 20 A
NG-18 Norinco:
Meriam laut 30 mm (NG-18) memiliki jangkauan 4000 meter dan jangkauan 3000 meter jika ditembak dengan kecepatan tingkat tinggi 320 butir/menit. Meriam laut ini akan ditempatkan di kapal patroli kecil Angkatan Laut Indonesia.
NG-18 Norinco |
Selain itu, Indonesia dan China juga menandatangani kontrak transfer
teknologi senjata kaliber 20,76 mm, untuk diintegrasikan. China akan
menyediakan produk modular setengah jadi yang kemudian dirakit oleh
Indonesia.
China terus memberikan lebih banyak senjata dan peralatan militer ke
Indonesia. Untuk Angkatan Laut Indonesia, pada tahun 2015, akan
disediakan rudal C-705 untuk setidaknya lebih dari 18 kapal yang
masing-masing dilengkapi dengan dua jenis/tipe rudal kapal patroli.
Indonesia berharap rudal C705 menjadi perakitan nasional. Area kerja
sama di Angkatan Udara juga muncul dengan kebutuhan simulator tempur
untuk Su-30 MK2, dimana China, Rusia, Kanada, terlibat dalam tender.
Angkatan Udara Indonesia sudah datang ke China untuk mengunjungi
emulator ini. Seluruh program dimulai dua tahun lalu untuk
mempersiapkan, namun bergerak relatif lambat, karena pemilihan presiden
dan alasan lainnya.
Panglima Angkatan Bersenjata juga diganti, sehingga
negosiasi baru mungkin juga membutuhkan sedikit lebih banyak waktu. Tapi
pilot Angkatan Udara Indonesia, mengatakan: program pelatihan simulator
Su -30MK2 di China sangat baik.
Sumber : Zhiyuan / iNews163.com
EmoticonEmoticon