Mantan Presiden Soeharto (Foto: John Gibson/AFP) |
JAKARTA - Pemerintah kembali didesak untuk memberikan gelar pahlawan nasional kepada Presiden kedua RI, Soeharto. Isu ini muncul setelah Partai Golkar melalui Musyawarah Nasional Biasa (Munaslub) pada akhir pekan lalu mengusulkan agar Soeharto diberikan gelkar pahlawan nasional.
Munculnya wacana ini membuat geram Maria Katarina Sumarsih, ibunda
Bernardinus Realino Norma Irmawan atau Wawan, mahasiswa Universitas
Atmajaya yang tewas saat Tragedi Semanggi I tahun 1998. Dengan tegas, ia bersama keluarga korban pelanggaran HAM berat
menolak rencana pemerintah untuk memberikan gelar kepahlawanan nasional
itu.
"Kami keluarga korban pelanggaran HAM masa lalu yang melakukan aksi
damai di depan Istana Presiden setiap Kamis, menolak gelar pahlawan
untuk HM Soeharto," ujar Sumarsih saat dihuhungi Okezone, Sabtu (21/5/2016).
Sumarsih menduga kehendak pemerintah untuk menetapkan penguasa Orde
Baru itu menjadi pahlawan, tinggal menunggu untuk diumumkan saja ke
msyarakat. Pasalnya, Sumarsih kerap kali mendengarkan pernyataan Menteri Sosial
Khofifah Indar Parawansa yang menyebut pemberian gelar pahlawan nasional
itu sudah final.
"Berarti kehendak pemerintah sudah kuat untuk berikan gelar kepada
Soeharto, tetapi rakyat masih banyak yang ingat bahwa kejahatan Pak
Harto itu sangat banyak sekali," pungkas Sumarsih.
Sumber : Okezone.com
EmoticonEmoticon