Jakarta – Urbanisasi yang tidak dikelola dengan baik
dapat menimbulkan masalah serius, termasuk kemacetan. Di Jakarta,
kemacetan menjadi masalah serius yang berdampak pada menurunnya tingkat
produktifitas kerja penduduknya.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves
menuturkan, masyarakat Jakarta kurang produktif karena lebih banyak
menghabiskan waktunya di jalan.
“Anda tahu, terbang dari Jakarta ke Bangkok cukup 3,5 jam. Tapi orang
di Jakarta habiskan waktu itu hanya untuk kemacetan,” sindir Rodrigo
dalam acara Indonesia Sustainable Urbanization Multi Donor Trust Fund
Discussion Forum di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, (14/6/2016).
Bila dilihat dari kacamata ekonomi, hilangnya waktu di jalan membuat
kesempatan meraih peluang pertumbuhan ekonomi ekonomi yang lebih tinggi
ikut hilang. Bandingkan saja, bila di China 1% pertumbuhan urbanisasi bisa
berkontribusi pada peningkatan PDB hingga 10% karena urbanisasinya bisa
dikelola dengan baik.
Foto: Dana Aditiasari-detikFinance |
Di Indonesia, urbanisasinya belum dikelola dengan baik, menyebabkan
kontribusinya terhadap pertumbuhan PDB hanya sebesar 4 persen. “Indonesia hanya menikmati sebagian kecil potensi manfaat kota yang
seharusnya menjadi pusat inovasi perubahan dan pertumbuhan yang tinggi,”
ujar Rodrigo Chaves.
Namun bukan berarti Jakarta khususnya dan Indonesia umumnya tidak bisa keluar dari permasalahan akibat urbanisasi ini. Agar bisa keluar dari masalah tersebut, pemerataan pembangunan
menjadi salah satu kunci. Ada banyak kota besar di Indonesia yang baik
untuk ditinggali dan memberikan peluang untuk ekonomi yang lebih besar.
“Investasi pembangunan infrastruktur belum mengimbangi laju
urbanisasi, yang mengakibatkan kemacetan, polusi dan risiko bencana
seperti banjir. Ini yang harus diatasi,” ungkap Rodrigo Chaves.
Sumber : Finance.detik.com
EmoticonEmoticon