Friday, July 15, 2016

Indonesia Alami Peningkatan Impor Alutsista

Indonesia Alami Peningkatan Impor Alutsista
TNI AD sebagai pengguna utama mendapatkan sekitar 36 baterai artileri, alutsista ini dirancang oleh Avibras Indústria Aeroespacial, Brasil. Sejak kasus penolakan duta besar Indonesia, pemerintah mempertimbangkan penghentian import senjata ini. (Dok. Kementerian Pertahanan)

Sejak bulan Januari hingga Juni 2016, Badan Pusat Statistik mencatat bahwa Indonesia telah mengalami peningkatan impor alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Pada periode itu, impor alat perang seperti bom, granat, torpedo, dan amunisi telah mencapai 578,44 ton dengan nilai 59,38 juta dolar AS (sekitar Rp 776 miliar).

Pada periode yang sama di tahun lalu, Indonesia hanya mengimpor sebanyak sebanyak 295,04 ton dengan nilai 40,15 juta dolar AS (sekitar Rp 526 miliar). Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, menjelaskan bahwa Korea Selatan dan Brazil menjadi negara pemasok alutsista terbesar pada saat ini. 

Menurutnya, peningkatan impor alutsista, terutama di bulan Juni, sebagai persiapan menghadapi terorisme untuk meningkatkan pertahanan. Pada bulan Juni 2016, BPS mencatat bahwa impor amunisi mencapai 334,47 ton dengan nilai 23,4 juta dolar AS. 

Sementara pada bulan Mei, impor hanya sebesar 1,93 ton dengan nilai 4,74 juta dolar AS. Sementara itu, nilai impor tank juga mengalami peningkatan, dari 29,73 juta dolar AS pada bulan Mei menjadi 46,53 juta dolar AS di bulan Juni. 

Namun secara volume, angkanya turun dari 1.120,44 ton menjadi 389,16 ton. Untuk impor senjata militer lainnya, sepanjang semester I mencapai 848,96 ton atau senilai 215,32 juta dolar AS. Angka itu jauh meningkat dari periode yang sama tahun lalu sebesar 26,95 ton atau senilai 8,74 juta dolar AS.


Sumber: cnnindonesia.com dan liputan6.com


EmoticonEmoticon

HOT NEWS

Perang Urat Syaraf Ahok, Risma Mulai Bergemuruh