The new drop-tanks are here seen in a combination with IRIS-T, Meteor and Paveway. |
Saab telah mengajukan proposal kepada pemerintah Indonesia untuk
memasok pesawat tempur multirole JAS 39 Gripen yang memenuhi
persyaratan tempur udara dari Angkatan Udara Indonesia (TNI-AU), kata
Peter Carlqvist, Kepala Saab Indonesia kepada IHS Jane.
Carlqvist mengatakan proposal yang fleksibel dari varian Gripen dapat
diberikan kepada TNI-AU tapi perusahaan tetap berkomitmen 100% memenuhi
kebutuhan Indonesia untuk mengikutsertakan industri lokal. Usulan
tersebut sudah disampaikan awal tahun ini, dan SAAB masih menunggu
dimulainya proses penawaran resmi.
Persyaratan TNI-AU adalah sebuah program untuk menggantikan pesawat
tempur lawas Northrop F-5E Tiger II yang mulai beroperasi pada tahun
1980. Program ini diharapkan akan mengakusisi 16 pesawat tempur awal
dengan biaya sekitar USD1.5 miliar, tapi akuisisi bisa bertambah luas di
masa depan sebagai respon TNI-AU dengan meningkatnya ketegangan di
kawasan Asia Tenggara.
Carlqvist mengatakan Saab mengusulkan varian Gripen C / D tetapi juga
terbuka kemungkinan untuk memasok varian Gripen E baru, yang baru
diluncurkan pada bulan Mei di pabrik produksi Linköping di Swedia.
Gripen E memiliki beberapa kelebihan dibanding Gripen C / D, seperti
kemampuan survivability, sistem sensor, general systems, daya angkut
persenjataan, sistem komunikasi, kinerja, jangkauan tempur, dan sistem
avionik.
“Saab telah mengajukan proposal anggaran untuk satu skuadron generasi
terbaru Gripen,” kata Carlqvist. “Karena kita tahu pengiriman cepat
adalah penting untuk Angkatan Udara Indonesia, maka Gripen C / D adalah
versi yang diusulkan, tetapi jika menginginkan waktu pengiriman yang
lebih lama maka Gripen E dapat ditawarkan.”
UU Industri Pertahanan Indonesia 2012 (juga dikenal sebagai
Undang-Undang Nomor 16) yang mengharuskan kontraktor asing melibatkan
industri lokal, menjadi point penting proposal penawaran dari SAAB.
Sumber : Janes
EmoticonEmoticon