Korea Utara (Korut) mengklaim telah berhasil melakukan simulasi serangan nuklir preemptive
dengan target militer Amerika Serikat (AS) yang ada di Korea Selatan.
Sebanyak tiga rudal balistik, yaitu dua rudal Scud dan satu rudal
Rodong, ditembakkan pada Selasa pagi (19/7/2016).
Tiga rudal diluncurkan
dari pantai timur Korut ke arah laut pada pukul 05:45-06:20 waktu
setempat. Klaim simulasi serangan nuklir preemptive Korut ini diumumkan kantor berita Korut, Korea Central News Agency (KCNA).
Militer Korea Selatan (Korsel) yang memantau manuver menyatakan bahwa
proyektil rudal Korut melesat sejauh 500 hingga 600 kilometer sebelum
jatuh ke Laut Timur. Uji tembak rudal dilakukan oleh unit artileri Angkatan Bersenjata
Strategis Hwasong, yang berada di bawah pengawasan ketat dari Pemimpin
Korut, Kim Jong-un dan Komandan Angkatan Bersenjata Strategis Jenderal
Kim Rak-gyom.
“Lesatan menunjukkan kemampuan tempur dari unit artileri Hwasong, di
bawah simulasi serangan preemptive pada pelabuhan dan lapangan terbang
di Korea Selatan, di mana hardware perang nuklir imperialis AS akan
diluncurkan,” bunyi pernyataan Pemerintah Korut.
“Uji coba ini juga membantu memeriksa fitur operasional dari
perangkat peledakkan hulu ledak nuklir yang dipasang di roket balistik
pada ketinggian yang ditunjuk terhadap area target,” lanjut pernyataan
tersebut.
Uji tembak tiga rudal balistik Korut dilakukan setelah AS dan Korsel sepakat untuk menempatkan sistem rudal pencegat Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Seongju, sekitar 200 mil sebelah tenggara dari Seoul.
Uji tembak tiga rudal balistik Korut dilakukan setelah AS dan Korsel sepakat untuk menempatkan sistem rudal pencegat Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Seongju, sekitar 200 mil sebelah tenggara dari Seoul.
Sebelumnya, tanggal 9 Juli 2016, Korut menembakkan rudal balistik
dari kapal selam (SLBM) yang juga menjadi reaksi Pyongyang atas
keputusan oleh AS untuk menempatkan sistem rudal pertahanan di dekat
perbatasan Korut dan Korsel.
Sementara itu, Komandao Strategis AS mengonfirmasikan peluncuran dua
rudal Scud dan rudal Rodong. Namun, rudal-rudal Korut itu dianggap bukan
ancaman bagi AS. Meskipun demikian, AS tetap mengutuk uji coba
rudal-rudal balistik Korut tersebut.
Penembakkan tiga rudal balistik oleh rezim Pemerintah Kim Jong-un ini
merupakan manuver terbaru dalam serangkaian tes rudal balistik yang
kontroversial. Meskipun mendapatkan sanksi PBB dan kecaman
internasional, Korut tetap melakukan uji coba senjata nuklir, sejak
tahun 2006, 2009, 2013, hingga tahun 2016.
Sumber : JakartaGreater.com
EmoticonEmoticon