Sebanyak 2.839 Tentara pro kudeta yang berhasil ditangkap, menanti hukuman berat dari pemerintah Turki. |
Janji pemerintah Turki untuk menjatuhkan hukuman berat kepada kelompok
pro kudeta benar-benar akan direalisasikan. Salah satu hukuman berat
yang kini tengah dipertimbangkan adalah memberlakukan kembali hukuman
mati bagi mereka yang terlibat dalam kudeta militer melawan Presiden
Recep Tayyip Erdogan.
Aksi kudeta oleh ribuan anggota militer di Turki pada 15 juli berhasil digagalkan. |
Pemerintah Turki terakhir kali menerapkan eksekusi mati pada tahun
1980-1984 kepada pihak yang terlibat dalam upaya kudeta militer.
Undang-undang Hukuman mati sendiri, memang sudah lama dicabut oleh
pemerintah Turki sejak tahun 2004.
sejarah eksekusi mati besar-besaran bagi ribuan anggota kelompok
kudeta itu nampaknya ingin diulangi oleh Turki di bawah pemerintahan
Presiden Recep Tayyip Erdogan, pasca insiden kudeta militer pada Jumat
15 Juli 2016, yang menewaskan 265 orang.
Wakil Pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan yang kini memerintah,
Mehmet Muezzinoglu mengatakan pemerintah akan menerbitkan aturan yang
akan mengeksekuti ribuan tentara yang dinilai berkhianat.
“Kami akan melakukan tindakan, yang akan meminta eksekusi bagi mereka yang terlibat dalam percobaan kudeta,” ujar Muezzinoglu dalam akun Twitternya.
“Kami akan melakukan tindakan, yang akan meminta eksekusi bagi mereka yang terlibat dalam percobaan kudeta,” ujar Muezzinoglu dalam akun Twitternya.
Hampir 3 ribu tentara pro kudeta ditangkap. |
Cuitan itu pun mendapat komentar dengan tagar #Idamistiyorum yang berarti saya ingin ada hukuman mati. Tagar tersebut menjadi tren teratas di Twitter Turki. Dilansir Independent, tagar tersebut digunakan lebih dari 23 ribu kali.
Salah satu tokoh penting yang dituding terlibat dan disebut akan
mendapat ganjaran hukuman mati adalah Jenderal Bekir Ercan Van, komandan
dari Incirlik Air Base. Sementera pembantu senior militer untuk
Erdogan, Kolonel Ali Yazici, juga telah ditahan dan diprediksi akan
menerima hukuman serupa.
Pada Minggu pagi waktu setempat, di tengah acara pemakaman salah satu
korban tewas, Erdogan membuka kembali opsi hukuman mati bagi mereka
yang terlibat kudeta. “Sebagian rakyat meneriakkan ‘kami ingin hukuman mati’.
Kita tidak
bisa mengabaikan permintaan rakyat dalam demokrasi, ini adalah hak Anda.
Permintaan ini harus dievaluasi oleh pihak yang berwenang sesuai dengan
konstitusi,” ujar Erdogan. “Virus ini akan dibersihkan dari semua departemen pemerintahan,” imbuhnya.
Akibat insiden kudeta militer, 265 orang dilaporkan tewas, termasuk anggota militer pro kudeta. |
Erdogan sendiri telah menduga-duga mantan sahabatnya yang merupakan
ulama kharismatik Turki, Fethullah Gulen, sebagai otak dari usaha
menggulingkan pemerintahannya. Sebelumnya, Perdana Menteri Binali Yildirim juga telah bersumpah bahwa para pelaku kudeta akan membayar harga yang sangat mahal.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sedikitnya 2.839 tentara di Turki
melakukan gerakan kudeta pada Jumat (15/7) waktu setempat. Ratusan orang
meninggal dalam peristiwa tersebut setelah militer menembaki kerumunan
massa yang menentang kudeta. Gerakan kudeta dilakukan di dua kota besar
Turki, Ankara dan Istanbul. Namun, gerakan kudeta tersebut kemudian
berhasil digagalkan pemerintah.
Sumber : jpnn.com,
republika.co.id dan okezone.com
EmoticonEmoticon