Sunday, July 10, 2016

Senjata SS1 V1 TNI AL Mampu Menembus Rompi Anti Peluru Milik Marinir AS

Senjata SS1 V1 TNI AL Mampu Menembus Rompi Anti Peluru Milik Marinir AS
Anggota Marinir Indonesia yang mengikuti Rimpac 2016 di Hawaii, AS

Hawaii – Senjata SS1 V1 Pindad yang digunakan tim marinir TNI AL mampu menjebol rompi anti-peluru milik United State Marines Corps (USMC), Marinir As. Peristiwa ii terjadi saat uji setting senjata atau zeroing dalam rangakaian Latihan Rim of Pacific / Rimpac 2016 di Kaneohe Bay Marine Corps Base, Hawaii, Honolulu, Amerika Serikat.

Komandan Satgas Marinir Indonesia, Mayor Mar Indra Fauzi Umar yang membawa 45 anggota pilihan dari Indonesia mengatakan, zeroing senjata dilaksanakan oleh tiga negara : Indonesia, Amerika Serikat, dan Australia yang tergabung dalam satu kompi.

“Seluruh unsur kompi seharusnya melakukan zeroing, tapi kemarin minus New Zealand,” ujar Mayor Indra, di Hawaii, Amerika Serikat, Minggu (10/7/2016). 

Mayor Indra menjelaskan, zeroing senjata adalah program tambahan yang dilaksanakan sebelum latihan yang sesungguhnya dilaksanakan. Zeroing dilakukan untuk membedah setting dan perkenaan senjata yang digunakan anggota kompi. “Zeroing untuk mengenalkan senjata, agar bidikan tepat,” ujarnya.

Proses pengenalan senjata antar anggota kompi, merupakan peristiwa menarik yang ditunggu-tunggu dalam satu event latihan bersama. Setiap negara yang mengirimkan pasukan dalam latihan multilateral, memiliki rasa ingin tahu dan penasaran terhadap senjata yang dipergunakan kontingen negara lain.

“Saat itu USMC menggunakan senjata jenis M4, Australia membawa Steyr dan Indonesia menggunakan produk Pindad,” ucap Mayor Indra. Uji tembak dilakukan dalam jarak standar zeroing, 25 meter atau seperempat dari jarak menembak sebenarnya pada saat latihan. 

Seluruh jenis senjata yang akan dipergunakan dalam latihan, harus melalui proses zeroing agar unit satu kompi saling mengetahui kekurangan dan kelebihan perangkat anggota kompi lainnya. Selain senjata, USMC awalnya menawarkan body armour vest atau rompi anti-peluru dan helm untuk digunakan dalam latihan. 

Namun setelah rompi standar mereka tertembus peluru buatan Pindad, USMC membuat laporan resmi kepada atasan mereka. “Di lapangan akhirnya senjata kita laris dicoba sama mereka (kontingen negara lain),” ujarnya.

Mayor Mar Indra yang sehari-hari menjabat Pabandya Spers Pasmar-2 Jakarta menuturkan, berita tembusnya rompi dan helm standar tempur USMC menyebar dengan cepat. “Pada acara jamuan makan di KRI Diponegoro (Kamis, 7/07/2016) ada Perwira Bintang Satu USMC yang melakukan kroscek ke saya,” uajrnya.

Bahkan armour plate atau baja penahan laju peluru pada rompi yang ditembus oleh senjata Indonesia memiliki ketebalan hingga 1,75 centimeter. “Ditembak dengan menggunakan senjata M4 dan Steyr cuma penyok, ditembak dengan peluru kaliber 5,56 centimeter Pindad tembus,” ucap Mayor Indra.

Keunggulan SS1 V1 buatan Pindad yang melampaui Steyr dan M4 diakuinya menaikkan moral dan kepercayaan diri pasukan. Usai peristiwa tersebut, barak tempat kontingen Indonesia berkemah, sempat didatangi beberapa anggota marinir asing untuk berkenalan, dan bertukar cinderamata. 

“Bahkan komandan basis memuji, kalau marinir Indonesia disuruh menembak berlian, pasti kena,” ujarnya. Hingga Agustus mendatang, sebanyak 45 anggota marinir TNI AL mengikuti latihan perang bersama dengan militer dari 27 negara lainnya, dalam

Rim Of Pacific/ Rimpac 2016. Latihan yang diselenggarakan Angkatan laut Amerika Serikat ini, digelar dua tahun sekali di Hawaii dan merupakan latihan multilateral terbesar di dunia.


Sumber: Sindonews.com


EmoticonEmoticon

HOT NEWS

Perang Urat Syaraf Ahok, Risma Mulai Bergemuruh