Tuesday, August 2, 2016

Geo One Point One, Pesawat Intai Nirawak Otomatis Pertama di Indonesia Karya Mahasiswa UB Malang

Geo One Point One, Pesawat Intai Nirawak Otomatis Pertama di Indonesia Karya Mahasiswa UB Malang
Drone Intai mirip pesawat siluman Amerika ini dilengkapi teknologi canggih dalam pemetaan wilayah.

Mahasiswa dan dosen fakultas ilmu computer universitas Brawijaya malang, Jawa Timur menciptakan pesawat tanpa awak mirip pesawat siluman milik AS, yang mampu melakukan pemetaan wilayah melalui foto dan video (02/08)
Geo One Point One, Pesawat Intai Nirawak Otomatis Pertama di Indonesia Karya Mahasiswa UB Malang
Geo One Point One merupakan pesawat nirawak otomatis pertama di Indonesia.

Pesawat intai bernama Garuda Earth Observation Geo One Point One ini merupakan hasil rancangan Fatwa Ramdani, seorang dosen sekaligus Kepala Pusat Kajian Geoinformatika beserta 11 mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Malang.

Geo One Point One merupakan pesawat nirawak otomatis pertama di Indonesia, yang dirancang khusus untuk melakukan pemetaan dan akuisisi data dengan memanfaatkan teknologi foto/video udara beresolusi tinggi.

Mereka mengklaim hasil pemetaan dan akuisisi data yang dihasilkan Drone intai Garuda Earth Observation memiliki tingkat akurasi tinggi hingga 1 cm. Data yang diperoleh Geo 1,1 dari proses pemetaan udara, menghasilkan gambar berupa video beresolusi tinggi.

Dari hasil uji coba, pesawat intai yang memiliki panjang 50 cm dan lebar rentang sayap 1 meter ini, mampu terbang dalam radius 20 km dengan ketinggian 1 km diatas permukaan tanah. Bahkan drone pengintai ini mampu menembus cuaca buruk sekalipun.
Geo One Point One, Pesawat Intai Nirawak Otomatis Pertama di Indonesia Karya Mahasiswa UB Malang
fatwa ramdani tengah memperakan po;la terbang dan pemetaan udara pesawat intai GEO.

Sebenarnya, teknologi pemetaan serupa sudah banyak diaplikasikan sejumlah Negara, dengan memanfaatkan satelit luar angkasa. Namun teknologi tersebut kerapkali terkendala dengan iklim dan cuaca ekstrem seperti awan dan hujan.

Salah satu perusahaan eropa pernah menciptakan teknologi serupa, bernilai milyaran rupiah per unitnya. Namun ditangan trampil anak bangsa, teknologi dengan kualitas gambar yang sama, dapat disempurnakan dan hanya membutuhkan dana sektar 250 juta rupiah.

Dalam waktu dekat, fatwa ramdani dan timnya akan mengembangkan piranti GEO generasi kedua yang mampu melakukan pemetaan di bawah air dangkal ataudi kedalaman laut perairan Indonesia. 


Sumber : JakartaGreater.com


EmoticonEmoticon

HOT NEWS

Perang Urat Syaraf Ahok, Risma Mulai Bergemuruh