KRI Teluk Bone-511, salah satu kapal perang TNI AL jenis Landing Ship
Tank (LST) di bawah pembinaan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil)
kembali melaksanakan dukungan operasi angkutan laut militer. KRI Teluk
Bone 511 mengangkut pasukan Satuan Tugas Yonif Raider 641/Beruang dalam
rangka Satgas
Pengamanan perbatasan Republik Indonesia (RI) dengan
Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Pemberangkatan Satgas Pamtas ini dilepas Kepala Staf Kodam
XII/Tanjungpura Brigjen TNI Ahmad Supriyadi didampingi Wadan Lantamal
XII Kolonel Marinir Andi Rukman.
Satgas Pamtas Yonif Raider 641/Bru menggantikan Batalyon Armed 10/Kostrad di salah satu perbatasan wilayah NKRI yaitu perbatasan antara RI-RDTL di Nusa Tenggara Timur.
Satgas Pamtas Yonif Raider 641/Bru menggantikan Batalyon Armed 10/Kostrad di salah satu perbatasan wilayah NKRI yaitu perbatasan antara RI-RDTL di Nusa Tenggara Timur.
KRI Teluk Bone 511 yang berjenis LST (Landing Ship Tank) dan berada
di bawah pembinaan Satlinlamil Surabaya membawa Satgas Pamtas Yonif
Raider 641/Bru dari pelabuhan Dwikora Pontianak ke daerah sasaran
operasi sebanyak personel 350 orang lengkap dengan persenjataan dan
amonisi dan 6 kendaraan taktis serta 43 koli peralatan lainnya.
Penugasan ke daerah operasi bagi seorang prajurit TNI dalam
mengamankan perbatasan RI-RDTL ini, tidak saja akan berdampak positif
terhadap upaya menjaga keutuhan wilayah NKRI, tetapi juga menumbuhkan
kepercayaan rakyat terhadap kredibilitas TNI sebagai alat pertahanan
negara. Jika tidak ada perubahan jadwal, KRI Teluk Bone 511 dipastikan
akan tiba di perbatasan RI dan RDTL pada 21 Juni 2016.
KRI Teluk Bone 511 adalah jenis LST 542 Class buatan AS. Merujuk dari
sejarahnya, KRI Teluk Bone 511 yang masuk LST 542 Class bisa
digolongkan sebagai light LST, pasalnya bobot mati kapal ini hanya 1.651
ton, sementara untuk bobot muatan penuhnya bisa mencapai 4.145 ton.
Sebagai perbandingan, LST Frosch class-I bobot normalnya 1.744 ton dan
LST Frosch-II bobot normalnya 1.530 ton.
KRI Teluk Bone 511 mampu mengangkut 17 unit tank pada tank deck (dok. dispen kolinlamil) |
Dapur pacu kapal ini dipercayakan pada 2 unit mesin diesel General
Motors 12-567 900HP dengan dua bilah propeller dan dua kemudi. Dari
mesin tersebut, dapat dicapai kecepatan maksimum hingga 12 knots (setara
22 km per jam). Soal jarak tempuh, dalam kondisi normal Teluk Bone bisa
menjelajah sampai 24.000 mil (38.624 km), pada kondisi tersebut
kecepatan kapal dipatok 9 knots dengan bobot penuh 3.960 ton.
Sebagai kapal pendarat amfibi, KRI Teluk Bone 511 dibekali dengan
kemampuan angkut cargo. Selain bisa dimuati 17 unit tank pada tank deck
(dek bagian bawah), dek utama (dek bagian atas) juga dapat diakses untuk
keluar masuk kendaraan, hal ini dimungkinkan berkat adanya elevator
forward setelah pintu pada ramp.
Dalam gelar operasi, dek utama kerap
ditempati kendaraan pendukung seperti truk, artileri, jip, dsb. Soal
kapasitas muatan bergantung pada jenis misi yang diembannnya, secara
umum LST 542 class bisa dimuati beban antara 1.600 ton hingga 1.900 ton.
KRI Teluk Bone 511 peruntukannya tidak hanya untuk mengangkut tank
tetapi juga mengangkut pasukan Marinir untuk tugas pendaratan pasukan ke
bibir pantai, tersedia dua unit LCVP (Landing, Craft, Vehicle and
Personnel).
Sedangkan persenjataannya kapal ini dilengkapi PSU
(penangkis serangan udara), ada dua pucuk kanon twin kaliber 40 mm (di
haluan dan di buritan), empat pucuk kanon 40 mm laras tunggal, dan 12
pucuk kanon 20 mm laras tunggal. Kesemuanya dioperasikan secara manual.
Kapal perang ini secara keseluruhan diawaki oleh 7 perwira dan 104 anak
buah kapal.
Satgas Pamtas TNI diangkut KRI Teluk Bone 511. (dok kolinlamil) |
Sampai saat ini, KRI Teluk Bone 511 berada di bawah pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya dan dikomandani Letkol Laut (P) A. Fakhrudin yang merupakan alumni Akademi Angkatan Laut 1999.
Sebagai wujud orisinalitas, corong komunikasi dari bridge (anjungan) ke
kamar mesin masih menggunakan pipa dan bukan radio seperti kapal militer
masa kini. Jam, lonceng, instrumen, bahkan lambang kapal asli dari AS
masih ada di beberapa kapal-kapal LST eks Perang Dunia II ini.
Keberadaan KRI Teluk Bone 511 masih eksis dan tetap dapat beroperasi
hingga saat ini tidak terlepas dari upaya-upaya TNI Angkatan Laut dalam
rangka mempertahankan kesiapan teknis KRI melalui program Perpanjangan
Usia Pakai (PUP).
Selama lebih dari 40 tahun setelah memperkuat jajaran
kapal perang TNI Angkatan Laut, kapal perang ini banyak dilibatkan dalam
operasi militer, baik Operasi Militer Perang (OMP) di Timor Timur
maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP) lainnya yang bersifat bhakti
kemanusiaan.
Sumber : Dispen Kolinlanmil dan
antaranews.com
EmoticonEmoticon