Komando Operasi Khusus Amerika Serikat (SOCOM) berencana menjadikan
senapan serbu AK-47 sebagai senjata perang bagi pasukan Amerika Serikat.
Saat ini, SOCOM tengah mempertimbangkan untuk meminta produsen senjata
Amerika Serikat untuk menuntaskan salinan rancangan senapan serbu Rusia
itu.
Juru bicara SOCOM, Matt Allen, menjelaskan bahwa dalam jangka
panjang, AK-47 buatan Amerika Serikat dapat membantu pembayar pajak
menghemat uang. Selain itu, pemerintah Amerika Serikat juga akan lebih
mudah mengontrol peredaran senjata tersebut.
Pada awal bulan lalu, SOCOM telah memposting pesanan untuk senjata
non-standar dan amunisinya kepada situs kontraktor federal. Istilah
“non-standar” berkaitan dengan senjata yang tidak digunakan oleh Amerika
Serikat dan NATO, termasuk senapan serbu Kalashnikov, senapan sniper
Dragunov, dan senjata pesawat 14,5mm.
Sementara itu, rencana Amerika Serikat tersebut mendapat kritikan
dari pakar militer Rusia, Nikolay Kireyev. Menurutnya, Amerika Serikat
telah menjatuhkan harga Kalashnikov di dunia dengan menciptakan
kloningan AK-47.
“Mencuri perkembangan orang lain tanpa membayar untuk itu tentu saja
merupakan kebijakan yang disengaja. Amerika Serikat tidak memiliki hak
hukum untuk menghasilkan AK-47. Kalashnikov tengah berusaha untuk
melindungi merek dagang mereka di Amerika Serikat, tetapi dihentikan
karena sanksi anti Rusia.
Pencurian dengan dukungan negara sangat nyaman
bukan?” kata Kireyev. Pada bulan Juli 2014, Washington melarang impor produk Kalashnikov ke
Amerika Serikat setelah ada dugaan campur tangan Rusia dalam konflik
internal Ukraina.
Kalashnikov merupakan senjata paling banyak didistribusikan di dunia,
dimana 100 juta senjata diantaranya diproduksi dalam 60 tahun sejak
AK-47 masuk produksi.
Sumber: Sindo News
EmoticonEmoticon