Penjualan senjata oleh eksportir Rosoboronexport Rusia, dilakukan secara ketat sesuai dengan jadwal, ujar Direktur Jenderal Anatoly Isaykin.
Paris – Perusahaan negara eksportir senjata
Rosoboronexport, Rusia, mengharapkan untuk menyelesaikan rencana
penjualan tahun 2016 sebesar $ 13 miliar. “Kami secara ketat bekerja sesuai jadwal, tidak ada penundaan, karena
itu rencana tersebut akan dipenuhi,” kata Direktur Jenderal
Rosoboronexport, Anatoly Isaykin kepada RIA Novosti.
Direktur Rosoboronexport juga menegaskan bahwa rencana penjualan
Rosoboronexport untuk tahun 2016 berkorespondensi dengan jumlah yang
sebelumnya telah diumumkan yakni $ 13 miliar. Menurut juru bicara perusahaan, Rusia juga telah mulai bekerja untuk
pra-kontrak pengiriman kapal selam diesel-listrik Varshavyanka kelas
(NATO : Improved Kilo-class) ke Indonesia.
“Fokus perhatiannya ada pada Kementerian Pertahanan. Ada pernyataan
resmi dari Menteri Pertahanan Indonesia [mengkonfirmasikan] bahwa mereka
tertarik dengan proyek ini < ...> Ketertarikan itu diungkapkan
oleh perwakilan resmi dari Departemen Pertahanan, saya berpikir itu
merupakan pekerjaan dari pra-kontrak”, kata Isaykin.
Dia menambahkan bahwa banyak negara tertarik kepada kapal selam
Varshavyanka kelas, yang merupakan kapal dengan tingkat kesenyapan yang
belum pernah ada sebelumnya dan dilengkapi dengan peralatan yang
powerfull.
Selain itu, menurut Rosoboronexport, adalah mungkin Rusia dan
Perancis melanjutkan kerjasama pembuatan kendaran tempur infanteri ATOM,
terkait hubungan dengan Uni Eropa yang segera meningkat.
“Secara hipotesis, kelanjutan dari kerjasama selalu mungkin, tetapi
jika ada jeda saat ini, muncul karena sanksi selama beberapa tahun,
lalu apa gunanya kerjasama,” Isaikin kepada RIA Novosti. (Rusia dan
Perancis sebelumnya sempat bekerja sama membangun IFV ATOM (red).
Dia menambahkan bahwa industri pertahanan Rusia dengan perkembangan
yang baru tidak akan menunggu perbaikan situasi geopolitik, di saat
secara ekonomis menguntungkan.
Sumber : Sputniknews.com
EmoticonEmoticon