Indonesia dikabarkan berencana membeli Pesawat tempur FA-50 dari
produsen pesawat KAI asal Korea Selatan untuk menggantikan Hawk 109/209
milik TNI AU. Sebelumnya, gaung penggantian armada tempur Hawk 109/209
ini hampir tidak terdengar di kalayak media, bahkan pada gelaran
dirgantara Singapura Airshow, tepatnya 16 Februari 2016 lalu dilakukan
kesepakatan upgrade RWR Finmeccanica SIER untuk meningkatkan kemampuan
Hawk TNI AU.

Kandidat FA-50 sebagai pengganti Hawk di barisan pertahanan udara RI
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor usia dan faktor Joint Program
KF-X / IF-X Korea Selatan – Indonesia.
Dari faktor usia, Hawk TNI AU tiba di Indonesia pada tahun 1997 dalam
kondisi baru. Jika dihitung usianya, maka usia pakai Hawk di Indonesia
sudah mencapai 19 tahun. Namun perlu di ingat penggantian pesawat bukan
berdasarkan usia tetapi jam terbang.

Pesawat tempur FA-50 produksi Korea selatan adalah varian yang paling
canggih dari keluarga T-50. Pesawat tempur ini didesain berdasarkan
platform Jet Trainer T-50 yang ditawarkan sebagai pesawat serang ringan
yang canggih dan efisien dengan harga yang terjangkau. FA-50 memiliki panjang 13.14m, lebar 9.45m dan tinggi 4.82m. Berat
kosong pesawat adalah 6.47 ton. Pesawat ini dapat lepas landas dengan
berat kotor maksimum 12.3ton.
Pada awalnya FA-50 dilengkapi dengan Radar Lockheed Martin APG-67.
Namun dengan literasi saat ini FA-50 telah dilengkapi dengan Radar Elta
Systems EL/M-2032 pulse Doppler.

Kokpit tandem FA-50 dapat membawa dua awak. Kokpit dilengkapi dengan
head up display layar lebar (HUD), Display warna multifungsi (MFDs),
instrument mesin digital, Hands On Throttle and Stick (HOTAS), kontrol
atas depan terintegrasi dan kursi ejeksi zero-zero, sistem kontrol
penerbangan digital fly-by-wire, tongkat aktif, daya listrik cadangan,
break by wire digital dan triple redundant electrical system. Kokpit
juga mengintegrasikan Oksigen On Board Generation Systems (OBOGS),
dengan fitur Night Vision Imaging System (NVIS) memungkinkan pesawat
menjalankan misi pada siang dan malam hari.

Pesawat FA-50 dapat membawa beban senjata hingga 4,5 ton (9,920lb).
Pesawat ini dapat dipersenjatai dengan rudal udara ke udara jarak pendek
AIM-9 Sidewinder, rudal taktis udara ke darat AGM-65 Maverick (AGM),
bom GBU-38 / B Joint Direct Attack (JDAM), CBU- 105 Senjata Sensor Fused
(SFW), bom Mk-82 Low Drag General Purpose (LDGP) dan Bom Cluster (CBU).
FA-50 juga dilengkapi dengan Gatling gun tiga laras 20mm dan LAU-3/A
tabung19 roket 2,75mm Folding Fin Aerial Rockets (FFAR).

FA-50 ditenagai mesin General Electric F404-GE-102 turbofan dengan
daya dorong 17,700lbf dengan afterburner memaksimalkan kecepatan pesawat
hingga 1,837.5km/ jam (1,5 Mach). Kinerja mesin dikendalikan oleh
sistem dual channel Full Authority Digital Engine Control (FADEC).
Pesawat dapat membawa 568L bahan bakar tambahan dalam tangki eksternal.
Jika rencana mengakuisisi FA-50 itu benar akan diwujudkan, maka
Indonesia menjadi negara kedua pemakai FA-50 setelah Filipina. Filipina
diketahui telah melakukan order pembelian 12 unit FA-50 senilai US$450
juta. Lepas dari FA-50, kabar baiknya Kemhan akan melengkapi T-50I
Golden Eagle TNI AU dengan sistem radar berikut suku cadangnya.
Sumber : angkasa dan wikipedia.edu
EmoticonEmoticon