Tuesday, July 19, 2016

Anggota TNI akan Naik Pangkat Luar Biasa, Setelah Terlibat Penumpasan Kelompok Teroris Santoso

Anggota TNI akan Naik Pangkat Luar Biasa, Setelah Terlibat Penumpasan Kelompok Teroris Santoso
Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo

Pasukan TNI anggota Satuan Tugas (Satgas) Tinombala yang terlibat dalam operasi menumpas kelompok teroris Santoso di wilayah Poso, Sulawesi Tengah, akan mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Hal tersebut disampaikan langsung Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo melalui keterangan pers, Rabu (20/7/2016).

“Saya menyampaikan apresiasi dan bangga. Saya akan berikan kenaikan pangkat luar biasa, yaitu Bintara dan Tamtama termasuk juga yang menangkap dan menewaskan kelompok Santoso,” kata Gatot. Panglima TNI menyatakan, operasi Tinombala adalah keterpaduan kerja sama tim yang baik antara TNI dan Polri, terdiri dari tim Batalyon 515 Raider/Kostrad, dan anggota Polri.

Dalam operasi yang menewaskan Santoso dan Muktar, Tim gabungan sudah bergerak selama 13 hari lalu dengan menempuh jarak 11 kilometer untuk menuju sasaran. “Tim Operasi Tinombala bergerak pada malam hari karena harus senyap supaya tidak terlihat dan selama delapan hari sudah mengendap di tempat yang sudah dicurigai,” kata Gatot.

Atas keberhasilan tersebut, Panglima TNI juga menyampaikan apresiasi kepada Kapolda Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi Rudi Sufahriadi selaku Kepala Penanggung jawab Operasi dan Wakil Asisten Pengamanan Kasad, Brigjen TNI Ilyas, serta seluruh personel TNI dan Kepolisian anggota Satgas Tinombala atas keberhasilannya dalam melaksanakan operasi.

“Saya bangga dengan tim yang pantang menyerah dengan situasi yang sangat sulit,” lanjut Gatot. Dalam keterangan persnya, Panglima TNI juga menegaskan operasi tinombala merupakan momentum yang baik menjalin kerja sama antar instansi dan sekaligus momentum meningkatkan taraf hidup masyarakat di wilayah poso dan sekitarnya.

Menurutnya, teroris adalah musuh bersama yang melakukan kejahatan terhadap negara sehingga semua komponen bangsa harus turut serta mengantisipasi gerakan terorisme. 

Seperti diketahui, Satgas Tinombala telah menewaskan pimpinan Mujahidin Indonesia Timur, Santoso dan pengawalnya yang bernama Mukhtar di wilayah pegunungan desa Tambarana, Pesisir Utara Poso, Sulawesi Tengah, Senin (18/07/2016) petang waktu setempat. Kini jenazah santoso dan Mukhtar masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara, Palu Sulawesi Tengah dan akan dibawa ke Jakarta.



EmoticonEmoticon

HOT NEWS

Perang Urat Syaraf Ahok, Risma Mulai Bergemuruh