Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo
|
Pasukan TNI anggota Satuan Tugas (Satgas) Tinombala yang terlibat
dalam operasi menumpas kelompok teroris Santoso di wilayah Poso,
Sulawesi Tengah, akan mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Hal tersebut
disampaikan langsung Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo melalui
keterangan pers, Rabu (20/7/2016).
“Saya menyampaikan apresiasi dan bangga. Saya akan berikan kenaikan
pangkat luar biasa, yaitu Bintara dan Tamtama termasuk juga yang
menangkap dan menewaskan kelompok Santoso,” kata Gatot. Panglima TNI menyatakan, operasi Tinombala adalah keterpaduan kerja sama
tim yang baik antara TNI dan Polri, terdiri dari tim Batalyon 515
Raider/Kostrad, dan anggota Polri.
Dalam operasi yang menewaskan Santoso dan Muktar, Tim gabungan sudah
bergerak selama 13 hari lalu dengan menempuh jarak 11 kilometer untuk
menuju sasaran. “Tim Operasi Tinombala bergerak pada malam hari karena harus senyap
supaya tidak terlihat dan selama delapan hari sudah mengendap di tempat
yang sudah dicurigai,” kata Gatot.
Atas keberhasilan tersebut, Panglima TNI juga menyampaikan apresiasi
kepada Kapolda Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi Rudi
Sufahriadi selaku Kepala Penanggung jawab Operasi dan Wakil Asisten
Pengamanan Kasad, Brigjen TNI Ilyas, serta seluruh personel TNI dan
Kepolisian anggota Satgas Tinombala atas keberhasilannya dalam
melaksanakan operasi.
“Saya bangga dengan tim yang pantang menyerah dengan situasi yang sangat sulit,” lanjut Gatot. Dalam keterangan persnya, Panglima TNI juga menegaskan operasi
tinombala merupakan momentum yang baik menjalin kerja sama antar
instansi dan sekaligus momentum meningkatkan taraf hidup masyarakat di
wilayah poso dan sekitarnya.
Menurutnya, teroris adalah musuh bersama yang melakukan kejahatan
terhadap negara sehingga semua komponen bangsa harus turut serta
mengantisipasi gerakan terorisme.
Seperti diketahui, Satgas Tinombala telah menewaskan pimpinan
Mujahidin Indonesia Timur, Santoso dan pengawalnya yang bernama Mukhtar
di wilayah pegunungan desa Tambarana, Pesisir Utara Poso, Sulawesi
Tengah, Senin (18/07/2016) petang waktu setempat. Kini jenazah santoso
dan Mukhtar masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara, Palu Sulawesi
Tengah dan akan dibawa ke Jakarta.
EmoticonEmoticon