Aksi mahasiswa Papua yang menyuarakan Papua merdeka di depan Asrama
mereka di Jalan Kusumanegara, Yogyakarta, mendapatkan kecaman keras dari
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Sultan secara tegas melarang
kegiatan berbau separatisme di wilayahnya. Termasuk soal aksi mahasiswa
Papua yang menginginkan Papua merdeka. “Jogjakarta bukan untuk memberikan ruang separatis untuk memisahkan
Indonesia,” ujar Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan
HB X saat ditemui di bangsal Kepatihan, Rabu (20/7).
Sultan mengatakan pihaknya sebagai pembina wilayah melihat aksi itu juga
dilakukan tidak hanya di wilayah Yogyakarta. Menurut dia, aksi yang
berbau separatisme harus menjadi perhatian semua pihak. “Kita sepakat saya pembina wilayah dan Forkompimda (Forum Komunikasi
Pimpinan Daerah) pembina teritorial.
Itu juga tidak ada, di sini saja
apa itu maunya. Kan, didatangkan dari daerah lain,” kata dia. Ia meminta agar warga Jogja menjauhi ide-ide dan pemikiran separatis.
Menurut Sultan, aspirasi yang dilontarkan sebagian mahasiswa Papua di
Yogyakarta merupakan aspirasi berulang dan diucapkan setiap tahun dalam
rangka memperingati gerakan Papua Merdeka.
Sultan menjelaskan, mahasiswa Papua boleh menuntut ilmu dan dan
tinggal di Yogyakarta. Tetapi mahasiswa Papua tidak boleh menyuarakan
aspirasi publik tentang penentuan nasib sendiri akan Papua Barat.
Menurut Sultan, mahasiswa Papua silakan saja menyuarakan aspirasi tersebut tetapi di luar Yogyakarta. “Kalau dia (mahasiswa Papua) masih ngotot silakan saja dilakukan di tempat lain, tidak di Jogja. Jogjakarta bukan untuk memberikan ruang separatis,” ujar Sultan.
Menurut Sultan, mahasiswa Papua silakan saja menyuarakan aspirasi tersebut tetapi di luar Yogyakarta. “Kalau dia (mahasiswa Papua) masih ngotot silakan saja dilakukan di tempat lain, tidak di Jogja. Jogjakarta bukan untuk memberikan ruang separatis,” ujar Sultan.
Pasukan Brimob Polda DIY mengamankan sejumlah warga Papua yang melakukan demonstrasi di depan Asrama Mahasiswa Papua di Yogyakarta, Jumat (15/7). (foto: Liputan6.com/Boy Harjanto) |
Sementara itu ketika ditanyai perihal perilaku aparat yang melakukan
tindakan represif pada mahasiswa Papua, dia membantah akan hal tersebut.
Menurutnya itu hanya informasi palsu. “Apanya yang represif, kan enggak ada yang dipukuli,” tuturnya.
Sultan meminta agar masyarakat tidak mempercayai isu di media sosial
yang menyebut bahwa Yogya tidak aman pasca-aksi mahasiswa Papua
tersebut. “Yang namanya isu jangan dianggap fakta,” tutur dia.
Sultan pun berharap pemberitaan tentang aksi para mahasiswa Papua itu tidak dibesar-besarkan. Sebab ditakutkan pemberitaan dapat di belokkan untuk tujuan tertentu. “Kalau (mahasiswa Papua) dipukuli buktinya apa. Kalau ada fotonya masalah lain.
Saya takutnya by design, karena yang muncul di media online pakai koteka, kan bukan gambar di situ. Jangan diperpanjang lah, demokrasi itu pilihan bukan tujuan. Demokrasi itu menerjang nasionalisme maka propinsi merdeka sendiri-sendiri,” Sultan menadaskan.
Sultan pun berharap pemberitaan tentang aksi para mahasiswa Papua itu tidak dibesar-besarkan. Sebab ditakutkan pemberitaan dapat di belokkan untuk tujuan tertentu. “Kalau (mahasiswa Papua) dipukuli buktinya apa. Kalau ada fotonya masalah lain.
Saya takutnya by design, karena yang muncul di media online pakai koteka, kan bukan gambar di situ. Jangan diperpanjang lah, demokrasi itu pilihan bukan tujuan. Demokrasi itu menerjang nasionalisme maka propinsi merdeka sendiri-sendiri,” Sultan menadaskan.
Salah satu mahasiswa Papua yang ditangkap aparat Polresta Yogyakarta, Jumat (15/7). (foto: Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim) |
Terkait rencana DPRD Papua yang akan menemui Sultan, ia mengaku akan
menerimanya dengan tangan terbuka. “Silakan saja kalau mau bertemu saya.
Tetapi, saya belum menerima suratnya,” kata dia.
Sementara itu rencannya siang ini (21/7) Komisioner Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai, mendatangi kantor
gubernur DIY untuk bertemu Sultan HB X. Natalius akan menyodorkan
fakta-fakta akan info adanya tindakan represif aparat terhadap mahasiswa
Papua yang didapatkan dari keterangan korban.
Sumber :
liputan6.com dan merdeka.com
EmoticonEmoticon